Saturday, March 9, 2013

Cara mengendalikan mimpi



Betapa tidak terkendalinya mimpi. Terkadang menyenangkan, terkadang menakutkan. Kita dapat terbangun darinya dalam keadaan terhenyak, berkeringat atau bahkan ingin mengulang. Segera kita memutuskan dan sepakat: betapa tak terkendalinya mimpi. Misteri.
Tapi tunggu dulu. Mimpi ‘internal’ yang hanya merupakan fenomena fikiran, yang lazim disebut fantasi atau bunga tidur itu, sebenarnya dapat dikendalikan. Beda dengan jenis mimpi ‘eksternal’ yang dapat berarti ‘tanda kenabian’ tentunya. Mimpi ‘internal’ yang terkendali itulah yang disebut lucid dreamLucid berarti terang, jelas, sehingga lucid dream berarti mimpi yang disadari. Term ini untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Frederik (Willem) van Eeden (1860–1932). Ahli syaraf dari Belanda.
Pengalaman paling rendah dari lucid dream adalah kita akan mencapai kesadaran bahwa sedang mengalami sebuah mimpi. Sedang pengalaman tertingginya adalah sang pemimpi dapat aktif berpartisipasi, dan memanipulasi imajinasi untuk terlibat dalam lingkungan mimpi (Kahan, T., & LaBerge, S, 1994, Lucid dreaming as metacognition: Implications for cognitive science. Consciousness and Cognition 3, 246-264.). Lucid dream dapat menjadi begitu nyata dan jelas dirasakan. (Lucid Dreaming FAQ LaBerge, S. & Levitan, L. (2004). Version 2.3). Dari sinilah ide film Inception di dapatkan.
Lalu apa gunanya mimpi yang dapat dikendalikan? Tentu lucid dream dapat digunakan sebagai teater gratis ala kita. Versi 3D tentunya. Bahkan lebih jauh dapat digunakan untuk mencipta dunia impian versi kita sendiri. Dimana kita bisa melakukan apa saja. Terbang misalnya, menciptakan wanita atau pria idaman untuk kemudian berinteraksi sesukanya. Tergantung seberapa jauh kita mampu mengendalikan dan memanipulasinya. Marquis d'Hervey de Saint-Denys percaya bahwa semua orang bisa mencapainya. Pada tahun 1867 ia menerbitkan guide book tentang itu yang berjudul Les RĂªves et les moyens de les diriger; observations pratiques ("Dreams and How to Guide them; Practical Observations"). Berdasarkan penelitiannya akan mimpi yang berlangsung lebih dari dua puluh tahun lamanya.
Berikut cara untuk melatih lucid dream:
Tahap pertama :
Belajar mengingat dan mencatat buku harian dari isi mimpi. Apabila bangun tidur usahakan untuk tetap berbaring beberapa menit lebih lama dan mengingat hal apa saja yang diimpikan. Kemudian dicatat dalam buku harian mimpi Anda.
Tahap kedua :
Sebelum tidur usahakan untuk mengingat hal-hal apa saja yang ingin anda lakukan di dalam mimpi anda. Umpamanya ingin bertemu dengan seseorang, maka sebaiknya sebelum tidur mengingat kembali masa-masa yang indah dengan orang tersebut atau hal lainnya.
Tahap ketiga :
Menggunakan metode Wake-Back-To-Bed (WBTB) atau bangun sejenak dan segera langsung tidur kembali. Pasang jam beker agar Anda bisa bangun tiga jam lebih awal.
Namun, belum jelas apakah lucid dream memiliki konsekwensi medis tertentu pada pelakunya. Apakah pengalaman konsisten akan lucid dream tidak mirip dengan ‘pelarian’ ala mabuk obat-obatan keras misalnya? Dan apakah mimpi masih memiliki arti yang sama bila faktor kejutannya dilumpuhkan?

0 comments:

Post a Comment

Game